Selasa, 07 Desember 2010

Diposting oleh Lunaticdipa di 14.03
LAPORAN PENDAHULUAN
SISTEM PERNAPASAN

A.    Anatomi Fisiologi

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ, yaitu :
1.      Rongga Mulut
Mulut merupakan saluran pertama yang dilalui makanan. Pada rongga mulut, dilengkapi alat pencernaan dan kelenjar pencernaan untuk membantu pencernaan makanan. Pada Mulut terdapat :
a.       Gigi
Memiliki fungsi memotong, mengoyak dan menggiling makanan menjadi partikel yang kecil-kecil atau bolus.
b.      Lidah
Memiliki peran mengatur letak makanan di dalam mulut serta memiliki papila untuk mengecap rasa makanan.
c.       Kelenjar Ludah
Ada 3 kelenjar ludah pada rongga mulut, yaitu kelenjar parotid, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual. Ketiga kelenjar ludah tersebut menghasilkan ludah setiap harinya sekitar 1 sampai 2,5 liter ludah. Kandungan ludah pada manusia adalah : air, mucus, enzim amilase, zat antibakteri, dll. Fungsi  ludah adalah melumasi rongga mulut serta mencerna karbohidrat menjadi disakarida.

2.      Esofagus (Kerongkongan)
Merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju lambung.

3.      Lambung
Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung. Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut. Ada 3 jenis otot polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot menyerong.
Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Hasil penggerusan makanan di lambung secara mekanik dan kimiawi akan menjadikan makanan menjadi bubur yang disebut bubur kim. Senyawa kimiawi yang dihasilkan lambung diantaranya adalah:

Senyawa Kimia
Fungsi
Asam HCl
Mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus halus
Lipase
Memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase yang dihasilkan sangat sedikit
Renin
Mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki oleh bayi.
Mukus
Melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

4.      Usus Halus
Usus halus memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang dilepaskan ke usus halus.
Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Senyawa Kimia
Fungsi
Disakaridase
Menguraikan disakarida menjadi monosakarida
Erepsinogen
Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin. Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Hormon Sekretin
Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa kimia yang dihasilkan ke usus halus
Hormon CCK (Kolesistokinin)
Merangsang hati untuk mengeluarkan cairan empedu ke dalam usus halus.
Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :
Senyawa Kimia
Fungsi
Bikarbonat
Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari lambung
Enterokinase
Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton menjadi asam amino.
Amilase
Mengubah amilum menjadi disakarida
Lipase
Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol
Tripsinogen
Tripsin yang belum aktif.
Kimotripsin
Mengubah peptone menjadi asam amino
Nuklease
Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat
Insulin
Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi kadar normal
Glukagon
Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar normal
Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana basa. Prosesnya sebagai berikut :
a.    Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan oleh bikarbonat dari pancreas.
b.      Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukosa hasil pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
c.       Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton, maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke seluruh tubuh oleh peredaran darah.
d.      Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan (diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

5.      Usus Besar (Kolon)
Merupakan usus yang memiliki diameter lebih besar dari usus halus. Memiliki panjang 1,5 meter, dan berbentuk seperti huruf U terbalik. Usus besar dibagi menjadi 3 daerah, yaitu : Kolon asenden, Kolon Transversum, dan Kolon desenden. Fungsi kolon adalah :
a.       Menyerap air selama proses pencernaan.
b.      Tempat dihasilkannya vitamin K, dan vitamin H (Biotin) sebagai hasil simbiosis dengan bakteri usus, misalnya E.coli.
c.       Membentuk massa feses
d.      Mendorong sisa makanan hasil pencernaan (feses) keluar dari tubuh. Pengeluaran feses dari tubuh defekasi.


6.      Rektum dan Anus
Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik.

B.    Pemeriksaan Diagnostic
• Barium Kontras
Penderita menelan barium dan perjalanannya melewati kerongkongan dipantau melalui fluoroskopi. Dengan fluoroskopi, dokter bisa melihat kontraksi dan kelainan anatomi kerongkongan (misalnya penyumbatan atau ulkus). Pemeriksaan ini bisa menunjukkan kelainan seperti:
- selaput kerongkongan
- divertikulum Zenker (kantong kerongkongan)
- erosi dan ulkus kerongkongan
- varises kerongkongan
- tumor.
• USG
USG menggunakan gelombang udara untuk menghasilkan gambaran dari organ-organ dalam. USG bisa menunjukkan ukuran dan bentuk berbagai organ (misalnya hati dan pankreas) dan juga bisa menunjukkan daerah abnormal di dalamnya. USG juga dapat menunjukkan adanya cairan.
Parasentesis
Parasentesis adalah memasukkan jarum ke dalam rongga perut dan mengambil cairannya.
 Manometri
Manometri adalah suatu pemeriksaan dimana sebuah tabung dengan alat pengukur tekanan dimasukkan ke dalam kerongkongan. Dengan alat ini (alatnya disebut manometer) dokter bisa menentukan apakah kontraksi kerongkongan dapat mendorong makanan secara normal atau tidak.
Laparoskopi 
Laparoskopi adalah pemeriksaan rongga perut dengan menggunakan endoskop Laparoskopi biasanya dilakukan dalam keadaan penderita terbius total. Setelah kulit dibersihkan dengan antiseptik, dibuat sayatan kecil, biasanya di dekat pusar. Kemudian endoskop dimasukkan melalui sayatan tersebut ke dalam rongga perut. Dengan laparoskopi dokter dapat:
- mencari tumor atau kelainan lainnya
- mengamati organ-organ di dalam rongga perut
- memperoleh contoh jaringan
- melakukan pembedahan perbaikan.
• Sinar X
Sinar X biasanya digunakan untuk menunjukkan:
- suatu penyumbatan
- kelumpuhan saluran pencernaan
- pola udara abnormal di dalam rongga perut
- pembesaran organ (misalnya hati, ginjal, limpa).
Intubasi Nasogastrik
Pada intubasi nasogastrik, sebuah selang dimasukkan melalui hidung menuju ke lambung. Prosedur ini digunakan untuk mendapatkan contoh cairan lambung, untuk menentukan apakah lambung mengandung darah atau untuk menganalisa keasaman, enzim dan karakteristik lainnya.
• Endoskopi
Endoskopi adalah pemeriksaan struktur dalam dengan menggunakan selang/tabung serat optik yang disebut endoskop. Endoskop yang dimasukkan melalui mulut bisa digunakan untuk memeriksa:
- kerongkongan (esofagoskopi)
- lambung (gastroskopi)
- usus halus (endoskopi saluran pencernaan atas)
Jika dimasukkan melalui anus, maka endoskop bisa digunakan untuk memeriksa:
- rektum dan usus besar bagian bawah (sigmoidoskopi)
- keseluruhan usus besar (kolonoskopi).
• Arteriografi

C.     Pemeriksaan Laboratorium
1.Pengukuran pH kerongkongan
Mengukur keasaman kerongkongan bisa dilakukan pada saat manometri.
Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah terjadi refluks asam atau tidak.
2.Uji Bernstein (Tes Perfusi Asam Kerongkongan)
Pada pemeriksaan ini sejumlah kecil asam dimasukkan ke dalam kerongkongan melalui sebuah selang nasogastrik. Pemeriksaan ini digunakan untuk menentukan apakah nyeri dada disebabkan karena iritasi kerongkongan oleh asam dan merupakan cara yang baik untuk menentukan adanya peradangan kerongkongan (esofagitis).
3.Pemeriksaan Darah Samar 
Perdarahan di dalam saluran pencernaan dapat disebabkan baik oleh iritasi ringan maupun kanker yang serius. Bila perdarahannya banyak, bisa terjadi muntah darah, dalam tinja terdapat darah segar atau mengeluarkan tinja berwarna kehitaman (melena). Jumlah darah yang terlalu sedikit sehingga tidak tampak atau tidak merubah penampilan tinja, bisa diketahui secara kimia; dan hal ini bisa merupakan petunjuk awal dari adanya ulkus, kanker dan kelainan lainnya. Pada pemeriksaan colok dubur, dokter mengambil sejumlah kecil tinja . Contoh ini diletakkan pada secarik kertas saring yang mengandung zat kimia. Setelah ditambahkan bahan kimia lainnya, warna tinja akan berubah bila terdapat darah.

D.    Pengkajian
A.    Riwayat Kesehatan
1.Data Biografi
• Nama
• Usia
• Jenis kelamin
• Suku
• Status perkawinan
• Agama
• Pekerjaan
2.Keluhan Utama
• Nyeri mulut, kerongkongan, perut atau rectum
• Kesulitan menelan
• Perubahan BAB, feses
3.Riwayat Penyakit Sekarang
• P : Apa yang menyebabkan gejala ? Apa saja yang dapat mengurangi atau memperberat ?
• Q : Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau terdengar ?
• R : Di mana gejala terasa ? Apa menyebar ?
• S : Seberapakah keparahan dirasakan ?
• T : Kapan gejala mulai timbul ? Seberapa sering gejala terasa ? Apa tiba-tiba atau bertahap ?
4.Riwayat Penyakit Keluarga
5.Pola Pemeliharaan Kesehatan
• Kebiasaan merokok
• Minum alcohol
• Penggunaan kafein
• Perawatan gigi dan gusi
• Aktifitas/olah raga
• Sumber stress
6.Pola Peranan-Kekerabatan
• Apakah pasien baru datang dari suatu daerah
• Kebiasaan makan keluarga
• Apakah ada masalah psikologis (menimbulkan masalah makan dan pola eliminasi).

B.  Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Rongga Mulut
1.inspeksi :
• Bibir dan rahang : warna, tekstur, lesi, simetris dan pembengkakan.
• Gigi : ompong, keropos, goyah dan berlobang.
• Mukosa/bagian dalam mulut : kemerahan, pucat, bercak putih, plak, ulkus dan perdarahan.
2.palpasi :
• Nyeri tekan
• Mobilitas
• Pembengkakan

Pemeriksaan Fisik Abdomen
a)      inspeksi :
1.Permukaan perut/abdomen
Tegang, licin, tipis --- pembesaran perut
Mengeriput --- setelah pelebaran, pengembangan, distensi
Kulit perut menjadi kuning
Adanya pelebaran vena pada permukaan abdomen
Kulit dinding perut tampak tebal
2. Bentuk perut
Normal : simetris
Asimetris :
- Tumor dalam rongga perut
- Pembengkakan organ perut
- Hamil (normal)
3.Gerakan dinding perut
Normal : mengempis pada ekspirasi dan mengembang pada inspirasi. Bila diafragma lumpuh terjadi gerak dinding perut yang berlawanan.Gerakan setempat disebabkan oleh gerak usus (peristaltic). Pada orang tua dan kurus, gerakan peristaltic jelas terlihat.
4.Denyutan perut
Pada orang kurus ditemukan pada daerah epigastrium. Secara patologis untuk menandakan adanya pembengkakan ventrikel kanan jantung. Denyutan pada hipokondrium kanan merupakan denyutan pada vena hati akibat dekompensasi kordis.
b)      Palpasi Abdomen
1.Tempat nyeri tekan
Dimulai dari area yang tidak nyeri. Nyeri menunjukkan peradangan baik peritoneum atau organ perut.
2.Bagian perut yang tegang
Pada peritonitis seluruh perut tegang disertai nyeri menyeluruh. Gejala kekakuan pada otot perut disebut defense muskulus.
3.Organ-organ di rongga perut
a. Palpasi lambung, meliputi 3 hal yaitu :
- Nyeri tekan
- Karsinoma/tumor lambung
- Dilatasi lambung, terjadi akibat stenosis pylorus.
b. Palpasi hati :
Normal : tidak teraba
Bila teraba bagaimana sifatnya ; tajam/tumpul (tepi hepar), permukaan ;
rata/benjol, konsistensi ; keras/kenyal.
c. Palpasi kandung empedu :
Normal : tidak teraba
Bila peradangan dijumpai tanda khas Murphy sign yaitu terhentinya pernafasan sejenak pada puncak inspirasi karena terasa nyeri pada saat palpasi.
d. Palpasi limpa
Normal : tidak teraba
Pada infeksi akut limpa menjadi besar dengan konsistensi lunak.
e.    Palpasi ginjal :
Bagian bawah ginjal kanan dapat teraba pada orang sehat dengan dinding perutnya lemas. Peradangan ginjal dapat disangsikan dengan perabaan kandung empedu. Palpasi colon. Pada umumnya tidak teraba, kecuali bila berisi udara/feses sehingga akan teraba suatu benjolan berbentuk sosis.
4.Benjolan di dalam perut
Adanya benjolan didalam perut dipalpasi untuk menentukan ; posisi, ukuran, konsistensi, bentuk dan motilitas.
5.Cairan bebas di rongga perut
Cara Dipping yaitu menekan dinding perut dengan cepat dan dalam menggunakan ujung-ujung jari.
6.Palpasi lobang hernia
Adanya penonjolan di atas dinding perut, dapat ditentukan apakah karena tumor atau sebagian isi rongga abdomen menonjol melalui lobang hernia. Hernia dapat ditimbulkan karena adanya tempat-tempat yang mempunyai kelemahan local.
c)      Perkusi Abdomen
Normal : Tympani
Kecuali di bawah arcus costa kanan/kiri karena ada hati dan limpa. Bila pada usus terisi udara maka semua daerah tympani. Asites penuh disebut gross asites. Ditemui shifting dullness yaitu adanya suara redup pada pergeseran dan berubah menjadi tympani, seperti : sirosis hepatic dengan asites.
d)     Auskultasi Abdomen
1.Suara/bunyi peristaltic usus
Menghilang jika usus lumpuh pada ileus paralitik. Meninggi pada penyumbatan usus (metalik sound). Mengeras pada diare.
2.Gerakan cairan
Hanya didengar daerah hipogastrium kiri/hipokondrium kiri
3.Bising pembuluh darah
Normal : tidak terdengar
Terdengar bila penyumbatan/penyempitan yaitu sistolik.

E.    Diagnosa yang Sering Muncul
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd dispagia, rasa tidak enak setelah makan, anoreksia, kehilangan permukaan absorpsi dari usus.
• Risiko terhadap aspirasi bd kerusakan menelan.
• Nyeri akut bd kram abdomen, diare dan muntah sekunder akibat dilatasi vascular dan hiperperistaltis.
•Konstipasi bd diet rendah serat, immobilisasi, penurunan masukan, efek pengobatan.
• Risiko kekurangan volume cairan bd muntah dan diare.
• Gangguan citra tubuh bd perubahan fungsi usus (ileostomi, kolostomi).
• Kurang pengetahuan bd kurang informasi tentang kebutuhan perawatan di rumah.

0 komentar:

 

Moody !!! Copyright © 2010 Edited by Aa' Eric Blogger Template Sponsored by Aa' Eric's House